Rabu, 30 Juli 2014

Sebelum fajar

Saat lafalMu di kumandangkan sebelum fajar, entah apa yang membuatku terasa sesak. Sangat sesak, hingga hanya sapa yang bisa aku beri tadi malam. Sesak karena rindu yang termuara di waktu yang tidak tepat. Mungkin sapaku terlalu bias untuk mewakili rinduku. Hanya kata maaf jika naluri kewanitaanku selalu mengganggumu. Sapa yang selalu ingin terdengar, senyum yang selalu ingin terlihat dan perhatian yang selalu ingin terasa. Tak semua wanita menginginkan rindu dan tak semua wanita menyerah akan rindu. Usaha mengendalikan rindu memang tak pernah mudah jika terpaksa hanya dengan melalui doa. Aku berusaha, karena keyakinan akan Sang Tak Kasatmata selalu indah pada waktunya. Entah kapan.
 Bersamamu, Tuan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar