Minggu, 13 Juli 2014

Hai, Tuan Petualang

Hai, Tuan Petualang..

Senang melihatmu kemarin sore, kau tetap seperti biasanya, sederhana dan mempesona. Saat ntah hampir sebulan lebih kita tak saling bertatap muka.

Kemarin sore kita memang merencanakan pertemuan ini, yang mungkin saja bisa tak terlaksana karena kuasa sang kasat mata. Pertemuan yang buat aku pribadi sangat dinanti.

Awalnya memang kita sepakat bertemu di pinggiran jalan itu, Tuan... Hingga pada akhirnya mataku berbinar dan ucapan syukur yang ada saat itu. Terpisah hanya puluhan kilometer, sosok hebat ini tetap sama.

"Sudah lama menunggu??" begitulah yang keluar dari mulutku. Takut kamu lama menunggu karena memang aku lemah jika harus menghafal jalan. Sama-sama membawa makanan untuk Takjil dan kamu serta aku juga membawa rindu.

Selalu banyak kata dari kamu yang ampuh menyelinap memasuki kekosonganku. Langit sore itu sedikit teduh menaungi perjalanan kita, yang sama teduhnya ketika aku mulai bermain menyusun puzzle ingatan saat bersama kamu. Lelucon dan cerita2mu seolah menjadi backsound perjalanan indah ini.

Entah hanya aku atau kamu juga merasakan kita semakin dekat, Tuan.. iya, aku merasa semakin dekat setelah perdebatan di ChatRoom itu. Tak terlalu memperdulikan kedekatan fisik tapi yang jelas aku merasa sekat diantara kita semakin memudar. Tuan, aku semakin nyaman.

Tak terlalu munafik jika memang aku mengakui teduhnya langit sikap dan parasmu. pun tak terlalu berlebihan jika ada beberapa gambar diri mu tersimpan di ponselku. Itu caraku agar kamu tak terlalu sering mendengar rengekan rinduku. Memang, aku lebih suka mengabadikan moment yang menurutku tak akan terulang, menyimpan gambar diri dan lebih suka menulis daripada berbicara.

Tak terlalu berlebihan kan, Tuan..Jika aku berharap moment ini bukan yang terakhir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar