Selasa, 10 Maret 2015

Assalamualaikum...
berasa sudah lama sekali nggak posting tulisan asal, semenjak puncak kegalauan yang bisa dikatakan nggak wajar #sudahlah

Alhamdulillah atas "tamparan" yang telah dikasih Allah, perlahan membuat pendosa ini mulai berbenah, ya berbenah diri, hati, dan iman. Mulai istiqamah mendekati Sang pembolak-balikkan hati. Belum juga seminggu mulai mencoba berhijab dibawah pundak, sudah banyak yang melontarkan celetukan-celetukan yang saya anggap sebagai penyemangat hijrahku, mulai dari:
-Assalamualaikum, Ukhti..
-ciyee yang jilbabnya sudah panjang
-Anak pondok.an dari mana itu, awas kena ISI* loh
-kamu tak liat jilbabnya syar'i2 gitu

Bukannya memang muslimah bisa di panggil ukhti ya? panggilan ukhti bukan hanya untuk yang berhijab syar'i, bercadar, pendakwah dll. kalian juga boleh2 saja dipanggil ukhti.
Jilbab panjang? bukannya memang di perintahkan menjulurkan jilbab kita. disederhanakan juga. Pakaiannya dilonggarkan.
Ya memang Alumni Pondok Pesantren, yang pakaiannya longgar, kerudung panjang dan menutup dada. Menurut pengalaman dan pengamatan, tidak sedikit alumni pondok yang pakai celana ketat, jilbabnya lepas-pasang, pakaian terawang dan ketat. (ditegaskan: "menurut pengalaman dan pengamatan").
Kalau dibilang syar'i saya rasa masih jauh dari kata itu, doakan saja istiqamah menjadi lebih baik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar