hubungan jarak jauh
siapa bilang semudah membalikkan telapak tangan, dan siapa bilang sesulit mengerjakan ujian tanpa belajar. terus gimana keadaan sebenarnya? LDR akan berasa mudah jika keduanya sama-sama pengertian, pengertian kalau dipisahkan jarak tapi nggak ngabarin itu bikin khawatir, pengertian kalau masing-masing punya kesibukan di sana, dan pengertian jika ketemuan nggak bakal terlaksana kalau sama-sama nggak meluangkan waktu dan segudang pengertian yang harus dipelajari. Hubungan jarak jauh juga dapat dikatakan mudah kalau saling percaya, percaya kalau tujuan LDR adalah yang terbaik misalnya bekerja atau melanjutkan studi, dan percaya bahwa Allah akan menjaga hubungan tersebut jika memang berjodoh.
Sebaliknya, hubungan jarak jauh akan terasa susah kalau nggak didasari sama saling percaya dan pengertian. Udah capek pulang kerja/kuliah, tugas/kerjaan banyak eh ditambah lagi siDia marah2 gara2 gak dikabari, selaginya si perempuan yang sibuk dan butuh penyemangat eh laki2nya gak peka, lihat pasangan lainnya di anter jemput sana-sini malah iri, yang perempuan nahan kangen sampe malem eh laki2nya ninggal tidur gara2 kecapean, berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan gak ketemu gilirannya uda dapet tanggal yang pas eh malah ditunda dan apalagi salah satunya punya cemburu yang berlebihan. Keadaan seperti itu yang bikin hubungan gak awet tapi gak sedikit yang berakhir bahagia.
Ada sebuah kisah dari seorang teman yang mendadak LDR gara2 KKN, yang awalnya sekota dan bisa ketemu kapan saja, bisa anter jemput sana sini, yang bisa telfon setiap saat tiba2 dihadapkan dengan situasi yang jarang ketemu, telfon gak bisa setiap saat, bales pesan pun lama, sering ditinggal tidur kalau malam, belum lagi kalau ada temen yang jailin bales pesan dari dia. Kan tidak semua bisa menanggapinya dengan dewasa, dari sudut pandang perempuan yang menjalani LDR pasti ada rasa tidak nyaman dan curiga tapi tergantung yang menyikapinya, menuruti amarah atau menyelesaikan. Ldr karena KKN aja berantemnya segitunya apalagi harus Ldr beda kota, beda provinsi, beda pulau bahkan beda negara*pernyataan Usil*.
Dihadapkan dengan situasi Ldr harus belajar sabar, sabar menahan rindu, menanti kabar, menunggu pertemuan, belajar menerima jika hanya Doa yang akan memeluknya dari jauh dan belajar memperbaiki diri.
Ada beberapa orang yang enggan untuk menjalin hubungan Ldr, padahal ada beberapa hal berharga yang gak dipunyai pasangan lain. Menghargai setiap waktu bersamanya, entah melalui chating, sambungan telfon, atau tatap muka. Apala gi setelah sekian lama tak bersua. Tak heran,jika pasangan Ldr yang baru saja di telfon pasangannya seringnya bahagia berlebihan, sering senyum, mood jadi mendadak baik dan atmosfir menjadi lebih indah. Senengnya itu berlebihan tapi usaha untuk bertahan juga harus ekstra.
Salah satu ketakutan pasangan Ldr jika tempat yang baru akan menghambat komunikasi, yang awalnya bisa telfon jadi gak bisa telfon sama sekali, pegang hape pun jarang. Akankah hubungan seperti ini bisa terus berjalan sedangkan ribuan kilometer jarak tak bisa berkompromi. Bukankah doa harus dibarengi dengan ikhtiar.
To be continue.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar