Engkaulah getar pertama yang meruntuhkan gerbang tak berujungku mengenal hidup
Engkaulah tetes embun yang menyesatkan dahagaku dalam cinta yang tak bermuara
Engkaulah matahari firdausku yang menyinari kata pertama dicakrawala aksara, kau hadir dalam ketiadaan
sederhana dalam ketidakmengertian, gerakmu tiada pasti
namun aku terus disini, mencintaimu Tuan...
Entah mengapa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar