Rabu, 30 April 2014

Dulu dan Kini

Dulu kita pernah ada di tempat ini. Kita saling berbagi cerita, kita bahagia. Kemudian dari tempat ini, kita hanya tinggal jadi cerita
kita pernah sama-sama tak kuasa oleh rasa, sebelum kita memenangkan keinginan sendiri. Kita pernah sama-sama senang, di dalam kesusahan
Kini, sunyi yang berkuasa atas kita
Kini, kita sama-sama bersedih, ketika segalanya telah menjadi kesusahan masing-masing
Kini, kita tak lagi kita
Kita hanyalah aku dan kamu
Sendiri-sendiri

Selasa, 29 April 2014

Karena kehilangan tak selalu tentang materi dan raga. Ada rasa dan asa yang tak terjamah.

Pergimu Seiring Dentuman Waktu

Betapa pesta yang sia-sia, ria yang percuma.
Pada tiap esok yang kupunya,
hanya akan selalu ada satu tanya; kau di mana.
Mungkin aku hanya terlalu sering berpikir tentang suatu hari, yang tidak akan pernah datang.

Tidak seharusnya kita menyesaatkan ini semua.
Aku masih menyesali itu.
Ada rasa rindu pada aku yang dulu, yaitu aku yang tak kenal kau.
Sebab dari kehilanganmu aku menemukan persamaan antara udara dan bebutiran.
Aku telah hancur, 
Telah kujadikan kakiku seringan kapas, supaya aku tak dapat lagi memahami langkahku, tetapi aku dapat melambatkan dunia ku.

Tanda tanya raksasa

Apa yang tidak diharapkan, terjadi
Perpisahan
Betapa aku sakit hati yang teramat
Tanda tanya raksasa berkuasa di dalam kepala;
Jika tidak untuk dipersatukan, mengapa kita dipertemukan?
Di atas tumpukan sapa aku menikmati keadaanku
Dan ia meratapi ketanpaanku, di peluknya
Keadaanku adalah ketanpaanku
Ini hanya terjadi di dalam hati, yaitu ada dan tanpa ialah sama
Mungkin demikian pertemuan dan perpisahan

Selasa, 22 April 2014

Tak Apa

Tidak denganmu itu tak apa
Aku tetap tidak sendirian di sini
Aku ditemani sepuluh jari tanganku

Tidak bersamamu itu tak apa
Sekalipun bukan aku untuk hidupmu
tetap tentangmu dalam karyaku

Tidak dicintaimu itu tak apa
Meskipun bukan aku dalam hatimu
Semangatku tetap senyummu

Ada atau tanpa aku,
Kau tetap keindahan yang nyata-nyata
Bagiku dan banyak mata

Tidak menikah denganmu?
Aku tak apa
Mungkin akan tiba saatnya aku tidak mencintaimu lagi
Tetapi sepanjang aku hidup
Kaulah inspirasiku

KAMU

Kamu rupawan
Kamu lukisan Tuhan
Dan akan selalu begitu di mataku

Kamu menawan
Di saat terdiam,
Tersenyum,
Apalagi saat tertawa
Tercipta untuk tidak dilupakan,
itulah tawamu bagi hidupku,
itulah wajahmu di ingatanku

Apa yang buat aku bahagia adalah apa yang aku lakukan buat kamu
Apa yang buat aku ceria dan tenang ialah kehadiranmu
Aku menyayangimu adalah kenyataan
Aku tidak akan mundur ataupun lari dari itu
Aku sayang kamu,
bahkan keluargamu

Mintalah bantuanku!
tidak berpikir dua kali,
aku pasti mau
Rasa sayang itu tidak merepotkan,
terlebih jika itu kepadamu

Aku mengagumi kelebihanmu
Kamu memiliki kekurangan yang tepat
Demi Tuhan aku ingin melengkapimu

Aku menceritakanmu pada ibuku.
Di hadapan teman-temanku,
aku  siap menyanjungmu
Kepada dunia,
aku tidak merahasiakanmu
Kamu adalah kebanggaanku
Dan di tiap aku berdoa,
namamu ada

Denganmu aku ingin menua
Sampai rambutmu memutih,
kamu tetap akan kudampingi
Aku ingin tidur di sampingmu setiap malam
Dan setiap pagi saat aku terbangun,
aku ingin melihat wajahmu

Minggu, 20 April 2014

#Tentang Semu(a)

tentang aku dan semu
tentang aku dan semu(a) karenamu
tentang aku dan kamu yang tak pernah menjadi kita

tidakkah kau tau apa-apa yang menyebakan hujan itu indah...
Dahulu, aku menjadikanmu salah satu prioritas hidup
Sekarang, tak ada prioritas pun harapan
Dahulu, memperbaiki diri atas wejanganmu
Sekarang, iya atau tidakmu tak terlalu kufikir
Dahulu, kuanggkat tanganku penuh harap 
Sekarang, masih sama, tapi tak sedikitpun harap

terlihat tak berperasaan memang, tapi bukankah itu maumu
sekarang, hanya aku yang tau indahnya hujan
tanpa semu(a)



Sabtu, 19 April 2014

Angin untuk Tuhan

Wahai Tuhan, sampaikan semua rinduku padanya..
Melalui angin malam ini...
Aku terlalu jauh untuk menggapainya, aku terlalu lemah untuk berlari.
Aku terlalu bodoh untuk berpura-pura, aku terlalu angkuh untuk mengakui..
Aku terlalu takut untuk bercerita, aku terlalu rendah untuk tidak berharap..

Tuhan, sampaikan rinduku padanya..
Melalui angin di sepertiga malam-Mu...
Melalui setiap penjagaanMu ditiap harinya.
Di tiap pagi, siang dan malamnya.
Di tiap kuasamu pada semua keputusannya.
Di tiap campur tanganmu di semua suka serta dukanya.

Sampaikan rinduku padanya,
amini doanya. Rengkuh semua mimpinya..

it feels wonderfull, when....

When someone that you love, loves you back . . .

Jumat, 18 April 2014

sesederhana itu..(FA)

aku pernah menyukaimu secara sesederhana itu,
seperti embun pagi yang merelakan butirannya hilang disapa matahari;
seperti aku yang tersenyum kala pertama namaku terasa hangat keluar dari mulutmu.
aku pernah merasakan hangatmu secara sesederhana itu,
seperti matahari yang mulai meninggi,
seperti perasaan nyaman layaknya dipangku bunda.
aku pernah terbawa percakapan diantara denting waktu secara sesederhana itu,
seperti suara hujan di sore hari, seperti senja yang selalu kita harap tak pernah habis,
seperti ketika kepala kita bersentuhan dan memulai pembicaraan tentang apa yang terjadi.
aku pernah tersenyum secara sesederhana itu,
seperti guratan ibu ketika anak perempuannya pulang dari rantau,
seperti aku yang mendapati pesan disana kamu rindu.
aku pernah tertawa terbahak secara sesederhana itu,
seperti murid taman bacaan yang tergelak di atas tumpukan buku,
seperti saat kau menceritakan keusilanmu terhadap saudara-saudaramu.
aku pernah menginginkanmu secara sesederhana itu,
seperti aliran keringat ayah demi mewujudkan mimpi sepeda anak laki-lakinya,
seperti tanganku yang terangkat, jauh sebelum tangan kita menjabat; berdoa untuk sosok seperti kamu.
aku pernah merindukan secara sesederhana itu,
seperti mata-mata ayu penari Bali menunggu pertunjukkan pada malam sakral,
seperti tirai kamar yang terus bergoyang karena mataku begitu awas menunggumu kembali pulang.
aku mencintaimu secara sesederhana itu, sayang..
seperti anak bocah yang berlari mengejar kertas melayang,
seperti dalang membersihkan debu di sela wayang,
aku menyayangimu sesederhana itu, cinta..
seperti para penyair menggores tinta,
seperti syahdu pendongeng mengarang cerita.
jika tulisan ini terdengar sederhana,
mungkin bukan kamu orang yang ku tuju,
atau rasa itu belum menghinggapi relung terdalam kalbu.
karena hanya cinta,
yang sanggup membuat hal sederhana,
tampak bermakna.

Kamis, 10 April 2014

Jika itu bukan dirimu

Jika itu bukan dirimu
Mengapa hatiku merasa gembira hari ini?
Jika itu bukan dirimu
Mengapa tanganku seserasi ini dengan tanganmu?
Jika kau bukan milikku
Mengapa hatimu membalas panggilanku?
Jika kau bukan milikku
Mungkinkah aku punya kekuatan untuk berdiri?


Aku tidak pernah tahu apa yang dibawa sang masa depan
Tapi aku tahu kau di sini bersamaku saat ini.
Kita akan melaluinya.
Dan kuharap denganmulah akan kuhabiskan sisa hidupku.

Aku tidak ingin melarikan diri, tapi aku tidak bisa terima, aku tidak mengerti
Jika aku tidaklah tercipta untukmu, mengapa hatiku berkata lain?
Adakah jalan lain agar aku bisa tetap tinggal dalam rangkulanmu?

Jika aku tidak membutuhkanmu
Mengapa aku menangis di atas ranjangku?
Jika aku tidak membutuhkanmu
Mengapa namamu menggema di kepalaku?
Jika kau bukanlah untukku
Mengapa jarak antara kita mengoyakkan hidupku?
Jika kau bukanlah untukku
Mengapa aku memimpikanmu sebagai suamiku?

Sampai sejauh ini aku tidak mengerti hidup
Tapi aku tahu ia hanyalah perjalanan.
Kita akan melaluinya.
Dan kuharap denganmulah akan kuhabiskan sisa hidupku.
Dan aku berharap bersamamulah aku akan mati.
Dan aku berdoa semoga denganmulah akan kubangun rumahku.
Kuharap aku mencintaimu sepanjang hidupku

Karena aku merindukanmu, jiwa dan raga, sangat kuat
Sampai ku kehabisan nafas.
Dan akupun menghirup dirimu ke dalam hatiku
Dan berdoa semoga aku punya kekuatan untuk berdiri hari ini
Karena aku mencintaimu, aku tidak peduli ini benar atau salah
Dan meskipun aku tidak bisa bersamamu malam ini
Kau tahu hatiku berada di sisimu.