siap" nulis panjang x lebar : pegel= PUAS
MELIHAT JEMBER DARI GELAPNYA. Sedikit terinspirasi dari salah satu kepala sekolah dari SD binaannya UNEJ MENGAJAR (Ujar). apa itu? sedikit dan sekilas cerita tentang ujar. Ujar adalah suatu organisasi yang didalammya menghimpun mahasiswa UJ yang punya jiwa sosial yang tinggi khususnya untuk menghapuskan buta aksara dari daerah Jember. Awal mula ikut organisasi ini gara-gara ada teman saya yang satu kos yg menjadi sobat pengajar I, kemudian saya ikut mendaftar. Setelah menjalani tes masuk dan tralala~ yang menyertainya akhirnya saya di terima menjadi sobat pengajar II. Awal pelatihan diadakan di SDN DARSONO 4. Disana dihadapkan dengan keadaan yang sama sekali belum saya jumpai seumur hidup. Dari mulai perjalanan yang dilalui Ala OffRoad hingga sampai ditempat dan satu kalimat yang pertama kali muncul di benak saya adalah "program ini benar-benar tepat sasaran". Prihatin dari mulai akses menujuh sekolahnya, para pengajar, para murid dan tidak ketinggalan yaitu Bangunan yang begitu sangat sederhana menurut saya. Acaranya dari mulai sambutan kepala sekolah, pelatihan mengajar dilapangan, memasak bersama, dan juga game. Sekilas yang dapat saya ambil dari beberapa kegiatan tersebut seperti penuturan sejarah didirikannya SDn tersebut pada sambutan pak kepala sekolah yang menceritakan bagaimana pak kepala tergugah hatinya untuk kembali memajukan kualitas pendidikan di daerah sekitar SDN tersebut, bagaimana perjuangannya untuk lebih memilih "melihat jember dari kegelapan" di banding untuk mencari nafkah di kota jember, sungguh mulia menurut saya. Bagaimana bangunan sekolah yang di bangun atas kerjasama semua warga yang saya yakin mereka sadar akan pentingnya pendidikan untuk anak-anak mereka tapi apadaya birokrasi bantuan dari pemerintah daerah yang berbelit-belit yang mendorong semangat mereka untuk menunjukkan aksi bukan hanya menunggu cucuran air kran disaat musim kemarau. Bagaimana semangat untuk belajar dari anak" Darsono yang datang tanpa sarapan, tanpa sepatu tanpa seragam dan mungkin sebagian besar tanpa uang saku. Sungguh sebuah perjuangan yang sangat mulia dari mereka, semoga di beri kelancaran oleh Allah. Singkat cerita dari darsono, setelah itu SPII di sebar di ke lima SD dan taman belajar binaan UJAR.
Finally saya ditempatka di MI DARUL ULUM Mayang-Jember. Juga tempat yang sangat memprihatinkan, dengan pengajar yang jarang hadir di sekolah meskipun digaji, dengan ruang kelas yang terbatas sampai-sampai memakai mushollah dekat bangunan sekolah, satu ruang kelas yang di beri sekat Triplek sehingga bisa menjadi dua ruangan kelas dan segala keprihatinan-keprihatinan yang menyertainya. Perjalanan kesana sedikit lebih mudah dibanding ke Darsono. kali ini saya benar-benar dituntut untuk bermanfaan bagi siswa-siswi Mayang, yaitu menjadi Guru. Dituntut untuk mengendalikan suasana kelas, dituntut untuk sabar, pun dituntut untuk mengajari anak kelas 6 yang perkalianpun masih terbata-bata. Awalnya saya menganggap ini semua berat, semua atmosfir di Mayang membuat saya mengerutkan dahi dan menghela nafas dalam-dalam, apa saya bisa menyelami mereka dan bermanfaat bagi mereka?. Sampai akhirnya saya menemukan satu murud kelas 6 yang cukup pandai dalam hal ilmu berhitung dan dari situlah saya menemukan suatu semangat baru dan senyuman optimis untuk mengubah atmosfir Mayang lebih baik. persepsi saya waktu pertama kali datang ke Mayang ternyata salah, saya harus menyelami betul cara pandang mereka baru setelah itu berargumen. Mereka punya potensi, saya yakin bila banyak lagi potensi-potensi yang membimbing dan menyertainya akan menjadi suatu kekuatan besar untuk merubah menjadi sebuah berlian yang berharga.
sekian tulisan ini semoga bisa berlanjut seterunya...Amiin.. :)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar